Header Ads

Yogyakarta Diserang Virus "Inem Ngedan"


 infoabg18.blogspot.com

YOGYAKARTA - Sebagai kota pelajar dan memiliki Keistimewaan dibanding wilayah lain di Indonesia, Yogyakarta selalu menjadi perhatian terhadap budaya dan keramahannya. Namun kini daerah tersebut tengah ramai terjangkit virus Inem ngedan.

Made Dyah Agustina merupakan perempuan yang menyebarkan virus Inem Ngedan, dimana dirinya berdandan nyentrik dengan tata rias yang terbilang mirip badut berkeliling ke kota Yogyakarta. Hal yang dilakukan made merupakan virus positif dimana disetiap langkah perjalanannya Made selalu melakukan kegiatan sosial.




Untuk melakukan aksi virus ngedan ini, Made sering mendapat cibiran. Perempuan bergelar S2 Institute Seni Indonesia ini dinilai mencari sensasi semata. Namun

Dukungan penuh sang suaminya yang polisi dan dua anaknya menjadi penguat luar biasa bagi Made untuk terus melakukan kegiatan sosialnya tersebut. Harus menyisihkan uang pribadi demi membantu orang membutuhkan yang ditemui di jalan ternyata justru sangat dirindukan oleh Made.

“Terpenting keluarga mendukung, saya akan terus jalan nginem karena saya menemukan makna hidup dan kebahagiaan ketika bertemu orang dan menularkan hal positif. Kalau ada cibiran itu karena mereka belum mengenal saja siapa Inem sebenarnya. Sampai sekarang saya masih bahagia bisa menyisihkan waktu dan apa yang saya punya untuk nginem ini, membantu sesama membutuhkan,” ungkap Made tentang aksinya yang berdandan 'edan-edanan'.

Seperti diberitakan sebelumnya, Made Dyah Agustina sejak kecil telah tertempa oleh berbagai kesulitan sehingga membuatnya bermental baja. Ia bahkan ia menyandang gelar Strata 2 Manajemen Pertunjukkan di ISI Yogyakarta meski berasal dari keluarga tidak mampu.

Ayahnya hanyalah penjual balon di kawasan Alun-alun Utara Yogyakarta. Kerja keras membawanya menjadi dosen dengan status dan penghasilan jelas sudah didapatkan Made beberapa tahun terakhir. Tiga sanggar dengan total murid lebih dari 300 anak pun telah berhasil dikelolanya selama ini.




Pada akhirnya ia mengundurkan diri dari pekerjaan dosen dan memilih untuk 'ngedan sebagai Inem. Di jalanan, Made mengaku seperti mendapatkan penyemangat kehidupan baru. Melihat kehidupan yang sebenarnya, membuatnya merasa terus bisa bersyukur atas apa yang telah didapatkan selama ini.

“Kalau saya, Nginem seperti vitamin c bisa jadi penyemangat. Pasti capek, lelah, panas, hitam tapi ada tenaga baru setelah sampai rumah. Saya membawa banyak energi positif yang bisa saya tularkan ke orang lain, paling tidak untuk 300 murid saya di sanggar, bahagia rasanya,” lanjut Made berseri.

No comments

Powered by Blogger.