Cerita Sex Terbaru Kenikmatan Yang Di Berikan Mbak Yola
Cerita Sex Terbaru Kenikmatan Yang Di Berikan Mbak Yola – Satu lagi pengalamanku yg kutuangkan dalam tulisan, mungkin ini adalah kejadian yg umum, tetapi bagiku.. Ini adalah pengalaman yg sensasional dan terjadi pada masa sekarang. Dan untuk menghindari hal-hal yg tdk diinginkan.. Sengaja nama pelaku aku samarkan, kecuali namaku.
Dalam posisiku sebagai sekretaris sekarang ini, maka hubungan dengan relasi tdk bisa aku hindari..
Tugas entertaint selalu diberikan kepadaku, mungkin bos ku tahu benar bagaimana memanfaatkan kecantikanku didalam menghadapi klien atau relasinya, hingga akhirnya aku berkenalan..
Sebut saja namanya Mas Dedi.. Seorang eksekutif muda.. Usianya kira-kira 30 tahun, tinggi 175 cm dengan bentuk tubuh proposional. Mas Dedi ini sudah berkeluarga dan punya 2 putra, dalam sehari bisa 3-4 kali Mas Dedi menghubungiku via telepon..
Dari membicarakan hal-hal yg berhubungan dengan bisnis sampai ke permasalahan rumah tangganya.. Hingga akhirnya aku mendengarkan pengakuan dari Mas Dedi, ternyata dia seorang bisexual.. Gila..? Memang gila.. Tetapi aku malah antusias mendengarkan ceritanya, dan menurut pengakuannya.. Sekarang ini dia jg jalan dengan salah satu karyawannya.. Dan mereka telah jalan 1 tahun lamanya tanpa sepengetahuan siapa-apa.. Kecuali aku..
Sejak pengakuannya itu.. Mas Dedi sering menelponku.. Dan apabila pembicaraan sudah menyinggung hubungan dengan karyawannya itu.. Aku tdk sungkan untuk mengodanya, kata.. Wah.. Asyik nih main pedang.. Atau gimana sih Mas ML nya.. Candaku selalu dijawab dengan tertawa saja oleh Mas Dedi.
Hari itu adalah hari jumat, dan seperti biasa Mas Dedi kembali menghubungiku via telepon.
“Hallo.. Selamat sore Emi” serunya.
“Oh.. Mas Dedi.. Selamat sore jg Mas” sahutku.
“Apa nih acaranya nanti malam?”
“Wah.. enggak ada acara nih Mas”
“Gimana kalau nanti malam kita jalan.. Nanti kukenalkan temanku” seru Mas Dedi lagi.
Aku tahu yg dimaksud “temannya” itu adalah teman jalannya, dan memang akupun penasaran seperti apasih teman Mas Dedi itu.
“Boleh aja Mas” jawabku.
“Oke.. Nanti aku jemput jam 8 malam yaa” serunya lagi.
Jam 19.30 aku sudah berdandan rapih, aku memakai t’shirt dan jeans ketat, dibalik itu aku memakai bra dan g-string berwarna pink.. Warna favoritku, rambut hitamku yg panjang kubiarkan terurai kebelakang, dan benar.. Tepat jam 20.00 Mas Dedi datang menjemputku, aku pun langsung masuk ke dalam mobilnya dan duduk di depan.
“Wah.. Malam ini kamu cantik sekali Emi” puji Mas Dedi, aku hanya tersenyum saja, lalu.
“Emi.. Kenalkan temanku” seru Mas Dedi.
Ternyata dibangku belakang duduk seorang laki-laki, aku pun menoleh sembari mengulurkan tanganku.
“Emi.. “sahutku,
“Roy..” sahut pria itu sembari menjabat tanganku.
Mhmm.. Ternyata yg namanya Roy ini macho jg.. pikirku. Selama perjalanan kami banyak ngobrol, dan dari pembicaraannya aku tahu kalau usia Roy ini sepantaran dengan aku yaitu 24 tahun, dan dia berasal dari daerah.. Dikota ini dia mengontrak rumah dan tinggal sendirian.
Malam itu kami habiskan dengan duduk-duduk dan ngobrol di sebuah cafe.. Dan aku merasa geli jg melihat tingkah laku Mas Dedi dan Roy.. kadang-kadang dalam tawa canda mereka.. Suka saling pandang dan sekali-kali saling berpegangan tangan layaknya seperti dua orang kekasih.. Apalagi sedari tadi tdk henti-hentinya mereka berdua memesan draft beer.. Minuman ringan kata mereka.. Sementara aku hanya memesan long island.. Minuman ringan jg.. menurutku?
Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 ketika kami keluar dari cafe itu, tampak sekali Mas Dedi dan Roy sudah mulai dipengaruhi alkohol, sedangkan aku.. kepalaku mulai rada-rada pusing.. Karena pengaruh alkohol jg. Dari situ kita pergi ketempat Roy.. Jelas maksud Mas Dedi adalah mendrop Roy terlebih dahulu, tetapi ternyata kamipun mampir ditempat Roy.. Dan aku menurut saja ketika disuruh turun.. Masuk ke dalam rumah Roy, akupun duduk diruang tamu.. Sementara Mas Dedi dan Roy masuk ke dalam.. Aku tdk tahu apa yg mereka lakukan didalam..
Tetapi menunggu adalah pekerjaan yg paling menyebalkan.. Apalagi pengaruh alkohol sudah memenuhi kepalaku, aku pun berjalan ke dalam.. Menuju kesebuah kamar yg tdk tertutup.. Tampak cahaya lampu terang dari dalam kamar itu, ketika aku melihat ke dalam.. Terkejutlah aku.. Tampak Mas Dedi dan Roy sedang.. berdiri ditengah kamar.. Dan berciuman.. Hah! Mas Dedi hanya mengenakan jelana jeansnya.. Sementara kaosnya sudah entah kemana.. Dan Roy dia hanya memakai celana kolor saja..
Aku hanya berdiri bengong diambang pintu.. Melihat adegan itu.. Tampak mereka sangat ganas sekali berciuman.. Roy lebih sedikit agresif.. Dia berusaha melepas celana jeans Mas Dedi hingga akhirnya terlepas lalu celana kolor Mas Dedi pun dilepasnya.. Maka tampaklah batang k0ntol Mas Dedi yg.. Besar dan tegang itu.. Ohh, segera Roy mencekal batang k0ntol Mas Dedi itu lalu dikocok-kocoknya dengan tangan kanannya.. Setelah itu Roypun berjongkok dihadapan Mas Dedi.. Dan.. Astagaa..
Dengan ganas Roy mengisap batang k0ntol Mas Dedi itu.. Woowww.. Sungguh indah sekali pemandangan di depanku itu.. Tampak batang k0ntol Mas Dedi langsung dihisap oleh Roy.. Dijilat-jilat kepalanya terus dihisap lagi.. Roy mengerakkan kepalanya maju mundur sehingga tampak batang k0ntol Mas Dedi keluar masuk mulut Roy.. Melihat itu semua membuat pikiranku jadi kacau.. Tetapi aku tdk mau berkedip sekalipun melihat itu..
Tiba-tiba Mas Dedi menoleh kepadaku.. Dan tersenyum..
“Emi.. Jangan bengong aja.. Ayo masuk kesini” serunya.
Aku sempat terkejut.. Tetapi akupun berhasil menguasai diriku.. Lalu aku membalas senyum Mas Dedi itu.. Dan.. Aku melangkah masuk ke dalam.. Duduk ditepian ranjang, dan memperhatikan adegan itu tanpa berkedip.. Maklum.. Aku suka banget melihatnya, kemudian Mas Dedi menyuruh Roy duduk disampingku.. Dan dia berlutut dilantai diantara kedua kaki Roy.. Ditariknya celana kolor Roy itu hingga terlepas.. Tampak olehku batang k0ntol Roy.. yg berdiri tegak itu.. Tdk terlalu besar jika dibanding milik Mas Dedi.. Tp mengairahkan jg.. Oohh..
Dengan rakus Mas Dedi langung memasukkan batang k0ntol Roy ke dalam mulutnya.. Dijilatinya.. Dari kepala sampai kebiji pelirnya.. Ohh indahnya.. Diam-diam akupun terangsang hebat.. Sementara Roy hanya mengelinjang keenakan dengan mata setengah terpejam.. Lalu Mas Dedi mengangkat kedua paha Roy dan ditekuknya ke atas.. Lalu dia menjilati bagian bawah biji pelir Roy.. Tampak tubuh Roy tersentak-sentak keenakan.. Gilaa.. Aku hanya duduk menonton adegan itu.. Sungguh mengairahkan..
“Hayoo.. Emi.. Ikutan” seru Mas Dedi.
Aku hanya tersenyum saja.. Tp gairahku.. Ohh.. Aku sudah tdk tahan lagi, akhirnya akupun mendekatkan kepalaku ke batang k0ntol Roy itu.. Tercium aroma khas.. K0ntol laki-laki, kemudian kujuiurkan lidahku menjilati batang k0ntol Roy.. Aaahh.. Nikmatnya.. Kukulum batang k0ntol Roy hingga.
“Aahh.. Nggkk.. Uuhh..” terdengar erangan Roy..
Rupanya hal itu membuat Mas Dedi kepingin batang k0ntolnya dioral olehku, lalu dia berlutut ditepi ranjang dan menyodorkan batang k0ntolnya hingga menyentuh pipiku.. Gilaa.. Aku tdk mau menyia-nyiakan itu.. Segera kukulum kepala batang k0ntol Mas Dedi..
“Iyaa.. Iyaa.. Oohh” terdengar desisan Mas Dedi..
Kukulum dan kujilati kedua batang k0ntol itu secara bergantian, dari sudut mataku.. Aku melihat Mas Dedi memperhatikan perbuatanku itu demikian jg Roy.
Lama kuoral kedua batang k0ntol mereka, kemudian Roy merubah posisinya.. Ia menungging ditepian ranjang.. Sementara Mas Dedi mengambil sesuatu dari atas meja.. Akupun sadar apa yg akan mereka lakukan, rupanya permainan akan segera dimulai.. pikirku, tampak Mas Dedi mengolesi batang k0ntolnya dengan cream yg ia tuangkan dari botol, dan aku pun segera beraksi.. Kujilati anus Roy yg ditumbuhi bulu-bulu.. itu.. Terasa beberapa kali tubuh Roy tersentak-sentak karena nikmat.. Kucolok-colok ujung lidahku ke dalam..
“Aaahkk.. Ooh.. Nggkk..”
Roy mengerang keenakan.. Lalu Mas Dedi menyerahkan botol cream itu padaku.. Kutuang isinya ketelapak tanganku.. Lalu kuolesi ke sekitar anus Roy.. Sembari sekali-kali kususupkan telunjukku ke dalam lobang pantat Roy itu.. Setelah itu Mas Dedi berdiri dibelakang bokong Roy dan segera mengarahkan batang k0ntolnya ke lobang pantat Roy.. Akupun tdk tinggal diam.. Kubuka belahan pantat Roy.. Hingga tampak lobang anus Roy merekah.. Dan.. Bless.. Perlahan tp pasti.. Batang k0ntol Mas Dedi masuk ke dalam..
“oohh.. Nggkk.. Aahh” erang Roy..
Setelah itu tampak gerakan erotis pinggul Mas Dedi maju-mundur.. Akupun turun dari ranjang sembari memperhatikan adegan itu.. Ohh.. Sangat.. Sangat sensasional.. Dan tanpa sepengetahuan mereka.. Aku mulai melepas pakaianku.. Hingga telanjang bulat..
Kemudian kupeluk tubuh Mas Dedi dari belakang sehingga kedua toketku menyentuh punggungnya.. Dan kedua tanganku pun melingkar di dadanya.. Kutempelkan perutku dan pinggulku ke tubuh bagian belakang Mas Dedi..
“Aahh.. Nggkk.. ” terdengar desisan Mas Dedi..
Dalam posisi demikian.. Pinggulku pun kugerak-gerakan maju mundur mengikuti gerakan Mas Dedi.. Aahh.. nikmatnya, kuciumi tengkuk Mas Dedi dari belakang.. Aku benar-benar lost kontrol.. Rupanya Mas Dedi tahu.. kegelisahanku.. Iapun mengulurkan tangan kanannya kebelakang dan langsung meraba kemaluanku.. Kurenggangkan pahaku agar tangan Mas Dedi leluasa meraba-raba kemaluanku.. Aaahh.. Ohh.. Aku merintih.. Nikmat ketika jari-jari Mas Dedi menyodok-nyodok liang kemaluanku.. Akupun segera mendekap semakin erat tubuh Mas Dedi dari belakang dengan tetap mengikuti irama pergerakan pinggulnya.
“Kamu mau Emi..” bisik Mas Dedi.
“Ooh.. Iya.. Mas.. Iya” sahutku.
“Naik deh ke atas ranjang” serunya lagi.
Akupun segera naik ke atas ranjang, dan menungging ditepian ranjang disamping Roy.. menanti dengan pasrah.. Lalu
“Mau dimasukin kemana Emi..?” tanya Mas Dedi.
“Terserah mass” sahutku pelan.
Ternyata Mas Dedi memilih kemaluanku..
“Aah.. Oohh.. Aaghhkk” rintihku ketika terasa batang k0ntol Mas Dedi yg masih berlumuran cream masuk ke dalam liang memekku..
Aku benar-benar merasakan nikmat.. Lalu Roy yg masih menungging disampingku menoleh padaku.. Akupun menoleh padanya lalu ia menjulurkan lidahnya.. Akupun segera menjilati lidah Roy dengan lidahku, akhirnya bibir kami bertautan.. Oohh.. Nikmatnya..
Setelah agak lama.. Akhirnya kami ganti posisi.. Roy terlentang diatas ranjang dan aku naik ke atas tubuhnya.. Perlahan-lahan aku memasukan batang k0ntol Roy ke dalam liang memekku.. Oohh.. Aaahh.. Nikmatnya.. Setelah itu aku menekuk kedua lututku kedepan sehingga dari belakang Mas Dedi bebas memasukan batang k0ntolnya ke dalam lobang pantatku..
Nggkk.. Aaahh.. Terasa seret.. Tp peralahan-lahan.. Amblas jg seluruh batang k0ntol Mas Dedi ke dalam lobang pantatku.. Gillaa.. Gilaa.. Nikmat.. Sekali.. Ohh.. Susah aku menuliskan apa yg aku rasakan tetapi.. Sungguh sensasi sekali.. Apalagi Roy.. Dia tdk tinggal diam.. Dengan rakusnya Roy mengisap-isap kedua puting toketku bergantian.. Oohh.. Sungguh.. Saat itu aku tdk mau permainan kami berakhir.. Dan walaupun aku sudah dua kali klimaks tetapi.. Aku tdk mau.. Permainan ini berakhir..
Akupun segera mengambil inisiatif. Aku minta agar posisi diubah.. Mas Dedi terlentang diatas ranjang.. Sementara aku terlentang diatas tubuh Mas Dedi, dan tetap batang k0ntol Mas Dedi didalam anusku.. Dan Roy.. Telungkup diatas tubuhku dengan batang k0ntolnya tertancap didalam memekku.. Oohh.. Nikmaatt..
Setiap gerakan yg mereka lakukan membuat tubuhku mengejang-ngejang menahan nikmat, apalagi tangan Mas Dedi tak henti-hentinya meremas-remas toketku.. Ooh.. Aahh.. Ruaarr biassaa..
Lalu aku menekuk kedua lututku ke atas dan kedua kakiku segera merangkul pinggang Roy.. Nikmat sekali.. Apalagi Roy jg aktif menciumi bibirku, leherku dan seluruh wajahku dijilatinya, aku hanya bisa memejamkan mataku.. Menikmati kenikmatan yg tiada taranya ini, perlahan tp pasti.. Roy mulai mempercepat gerakkannya, sementara pinggul Mas Dedipun tdk mau diam, dia menghentak-hentakkan pinggulnya ke atas sehingga batang k0ntolnya keluar masuk lobang pantatku. Ooohh.. Enak sekali, hingga akhirnya.
“Aaggkk.. Aku.. Mau keluar.. Aku mau keluar” erang Roy.
“Saya jg.. Oohh.. Aaakk..” erang Mas Dedi jg.
Gilaa.. Aku tdk mau.. Tdk mau permainan ini berakhir, aku pun menjadi egois sekali..
“Jangan.. Jangan dulu Mas.. Nanti aja.. Ohh” seruku dengan nafas memburu.
“Kenapa.. Emi.. Nggkk.. Kamu belum puas..?” bisik Mas Dedi.
“Jangan dulu.. Mas.. Biar kuminum sperma kalian..” seruku.
Gilaa.. Akupun tdk sadar mengucapkan kata-kata itu.. Tp jujur.. Aku kepingin sekali.. Karena belum 100% puas jika belum menelan sperma mereka.
Lalu akupun duduk ditepi ranjang sementara mereka berdua berdiri dengan masing-masing batang k0ntol mengarah ke bibirku.. Kukocok-kocok batang k0ntol mereka dengan kedua tanganku.. Sementara lidahku menjilati kesana-kemari.. Kuisap dan kukulum kedua batang k0ntol itu secara bergantian dan..
“Aaaggkk.. Nggkk.. Aarrgghhkk..” tiba-tiba terdengar suara erangan Mas Dedi.
Aku segera membuka mulutku dan.. Creett.. Creeett.. Keluarlah sperma Mas Dedi yg segera masuk ke dalam mulutku.. Nikmatt.. Sekali.. Dan kujulurkan lidahku menjilati lobang kencing Mas Dedi.. Aku tdk mau kehilangan setetespun sperma Mas Dedi itu.
Beberapa detik kemudian Roy.. Dia mengerang panjang jg.. Walau mulutku masih penuh sperma Mas Dedi.. Akupun siap menerima muncratan sperma Roy.. Kumasukan kepala batang k0ntol Roy itu ke dalam mulutku, dan.. Creeet.. Creeet tersemburlah sperma Roy didalam mulutku.. Ohh.. Banyak.. Sekali.. Sampai beberapa kali aku harus menelannya..
Akhirnya kami bertigapun rebah diatas ranjang.. Peluh membasahi tubuh kami..
“Emi.. Emi.. Tdk disangka.. Kamu luar biasa..” seru Mas Dedi.
“Benar.. Kamu hebat Emi” tambah Roy, dan aku hanya tersenyum saja.
“Kalian jg aneh.. Tp hebat” seruku.
“Tp ada satu permintaanku Mas..” tambahku.
“Apa tuh Emi..” tanya Mas Dedi.
“Aku mau kita komitment.. Hanya sebatas ini saja.. Oke?” seruku.
“Iya dong Emi.. Aku kan punya isteri.. Dan kamu jg.. Ada tunangan kamu” sahut Mas Dedi.
Akupun tersenyum puas.. Dan tanpa sadar aku melirik ke jam didinding.. Gilaa.. Sudah jam 2 pagi. Dan benar.. Mas Dedi benar-benar memegang komitmentnya, setelah kejadian itu dia tetap sopan kepadaku, dan tdk sekalipun dia menyinggung-nyinggung kejadian itu, dan aku.. Akupun demikian.. Nothing happened beetwen us..
Post a Comment