Cerita Hot Terbaru Sering Liat Mama Mandi Akhirnya Dapat Ngentot Juga
Ketika duduk di bangku kelas 2 SMP, aku sekolah jam 12.00 WIB. Jadi, pagi-pagi aku menemani adikku yg masih kecil sebelum berangkat ke sekolah. Jam 09.30 WIB seperti biasa, aku titipkan adik kecilku ke rumah nenekku yg letaknya tdk seberapa jauh. Dan biasanya setelah mengantar adikku, aku selalu bermalas-malasan di kursi sambil nonton televisi dgn badan dililit handuk tanpa memakai celana dalam dan baju.
Seperti biasanya pula, tetanggaku sering ikut mandi atau buang air di rumahku pada jam 09.00 atau jam 10.00 WIB. Meski di rumahnya memiliki kamar mandi tp persediaan airnya kurang. Berbeda dgn rumahku, selain ibuku menggunakan mata air yg mengaliri setiap rumah warga, ibuku jg memasang air PDAM. Sehingga air di rumahku tdk pernah kosong jika air dari pegunungan mampet atau kering.
Walaupun tetanggaku ini sering ikut mandi atau buang air di rumahku, tdk ada rasa iseng dalam pikiranku utk mengintip atau tindakan-tindakan cabul lainnya. Walaupun di usiaku yg sudah 14 tahun, film porno sudah tdk asing bagiku.
Sebab, pergaulan di sekolah yg mengenalkanku bukan hanya pada minuman keras, rokok, tetapi jg pada film porno baik bokef barat maupun asia. Sungguh, ketika itu tdk ada terlintas sedikitpun dalam benakku utk melakukan hal-hal yg berbau seks terhadap tetanggaku ini yg usianya sudah lebih tua dari ayahku. Usianya sekitar 48 tahun ketika aku iseng bertanya kepadanya.
Sambil menunggu tetanggaku keluar dari kamar mandi, aku tetap tiduran di kursi sambil nonton televisi dgn tubuh bugil yg hanya dililit handuk.
Sampai akhirnya, tetanggaku selesai buang air dan keluar dari kamar mandi. Secara tiba-tiba, handuk yg melilit ditubuhku ditariknya dgn paksa namun, tanganku dgn refleks dan kuat menahan supaya handuk tdk sepenuhnya terlepas dan menampakan kelaminku. Hal tersebut membuat tetanggaku menjadi malu karena hendak memaksa melepas handukku dan langsung pergi ke luar rumahku.
Aku yg kaget dgn pengalaman tersebut mulai mengingat kembali kejadian yg mengejutkan itu. Betapa anehnya wajah seorang wanita yg sudah memiliki cucu tersebut dgn sorot mata seperti wanita dalam film bokef. Penuh nafsu dan menggairahkan. Maka tanpa pikir panjang, aku rapihkan kembali handukku dan segera melesat menuju rumahnya.
Di rumahnya, Bu Mina, aku mendapati ia sedang duduk di kursi panjang yg sudah tak karuan bentuknya sambil merokok. Aku beranikan diri duduk di sebelahnya.
“Bu, tadi ibu mau ngapain?”
“eng, eng, enggak cuma mau lihat burung kamu saja!” jawab Bu Imah dgn wajah so cuek.
“ooh. Kirain mau apa. Aku kaget sekali dgn perlakuan ibu yg tiba-tiba seperti itu.”
“udahlah, Dek Iwan lupakan saja kejadian itu, ya!” jawabnya sambil menghembuskan asap rokoknya.
“bu, kalau ibu pengen lihat burungku, ayo bu di rumahku saja.” jawabku sambil berlalu dari rumahnya.
Di rumahku, aku duduk di kursi sambil menyalakan rokok yg sebelumnya aku ambil dari dalam tas sekolah di dalam kamarku. Sambil menghisap rokok, aku heran dgn ucapanku yg tadi aku ucapkan ke Bu Mina. Dag dig dug jantungku membayangkan bagaimana kalau Bu Mina nanti datang lagi ke rumahku ingin melihat penisku?
Membayangkan hal tersebut malah membuat penisku menegang dan mengeras. Dgn refleks aku elus penisku dari luar handuk sambil membayangkan bersetubuh dgn tetanggaku, Bu Mina.
Sedang asik dgn kelaminku, tiba-tiba pintu rumahku dibuka oleh Bu Mina. Aku kaget, langsung tegak berdiri beranjak dari kursi karena takut perbuatanku itu diketahuinya.
Bu Mina pun menghampiriku. Dgn wajah so cuek dia menagih ucapanku yg hendak memperlihatkan burungku. Namun, aku diam saja sambil tetap berdiri dan berkata, “silakan ibu buka sendiri handukku! aku malu.” jawabku dgn jujur dan polos, maklum ketika itu usiaku masih 14 tahun.
Bu Mina mendekat ke hadapanku. Tanpa ragu dia angkat handukku dan nampaklah penisku yg berkulit bersih dan berwarna sawo matang yg masih tegang dan keras gara-gara birahi yg melanda.
Terlihat sungging senyum di wajahnya. Memperhatikan penisku yg berkedut-kedut karena birahiku yg semakin memuncak.
“Usiamu berapa, Dek Iwan?” tanyanya tiba-tiba.
“sudah 14 tahun, sebulan yg lalu, bu!” jawabku dgn suara agak bergetar.
“wah, 14 tahun tp burungnya sudah gede dan panjang.” dgn suara yg agak bergetar pula. Ketika itu aku tdk tahu kalau Bu Mina jg telah terbakar birahinya.
“eh kamu merokok, ya?” tanya Bu Mina, sambil matanya melihat rokok di jemari tangan kananku.
“iya, bu. Habisnya, aku kaget banget soalnya baru kali ini diginiin. Ibu jangan bilang-bilang sama mamah ya kalau aku ngerokok!” jawabku yg mulai takut jika diadukan oleh tetanggaku ini pada ibuku.
“iya, gak bakalan dibilangin kok!” jawabnya sambil beranjak hendak ke luar rumahku.
Dgn nafsu yg sudah cenat-cenut di ubun-ubun, aku tarik tangan kiri Bu Mina. Tampak kaget wajahnya memandang ke arah wajahku.
“Dek Iwan kenapa?”
“anu bu, usia ibu berapa?” aku balik bertanya padanya.
“sekitar 48 tahun, udah tua, ya?” jawabnya sambil cekikikan.
“susu ibu kecil, tp pantatnya montok, bu. Boleh gak, aku lihat meqi perempuan yg udah tua kaya ibu?” tanyaku dgn polos.
“haha… iyalah susunya kecil, udah kendor. kan ibu udah punya 5 anak dan sudah punya cucu jg. Jangan, kamu gak boleh liat kan nanti kalau kamu udah besar kamu jg pasti bisa liat meqi perempuan!” jawabnya sambil melepaskan tangannya dari genggamanku.
“yah, ibu. Sekali aja bu. Bolehlah!” rengekku sambil menarik tangannya lagi.
Cukup lama jg ketika itu aku memelas supaya dapat ijin melihat meqi perempuan. Sampai akhirnya Bu Mina pun menyerah dan setuju utk memperlihatkan meqinya kepadaku. Sungguh, senang rasanya ketika rengekanku berbuah hasil.
Dag dig dug jantungku ketika Bu Mina melorotkan celana pendek berwarna biru tua sekaligus celana dalamnya yg berwarna coklat muda sampai setengah pahanya. Terlihat lebat dan hitamnya bulu-bulu meqinya.
“sudah ya!”
“tunggu bu, gak keliatan meqi itu seperti apa.” jawabku dgn suara bergetar.
“ya ini, meqi tu begini!” kata Bu Mina sambil menunjuk meqinya sendiri.
“aku liatnya cuma bulu aja, bu. Gak tau kalau di tengah-tengahnya gimana!” sanggahku berusaha melihat lubang meqi kayak di film bokef yg menampakkan itil dan lubang meqi dgn jelas.
Akhirnya Bu Mina beranjak menuju kursi. Kakinya di rentangkan sehingga begitu jelas lubangnya yg menganga bulat sebesar uang koin Rp.100 perak. Aku pun mendekat, sehingga wajahku berjarak mungkin sejengkal dari meqinya. Ketika itu, pertama kali aku dapat mencium bau meqi perempuan. Baunya begitu khas dan hampir mirip bau ikan asin walaupun tdk setajam bau ikan asin.
Baca Juga : Perawan Ku Diambil Adiku Sendiri Saat Aku Tidur
Baca Juga : 7 Fakta dan cerita unik tentang Bercinta
Tanpa komando, aku dekatkan mulutku pada meqinya seperti dalam adegan film bokef yg cukup sering aku tonton bersama kawan-kawan sekolahku. Tangan Bu Mina, menjambak rambutku dan berusaha menjauhkan mulut dan lidahku dari meqinya yg dagingnya berwarna hitam keriput. Tp, seperti seekor anjing, aku tetap bertahan dalam posisi berjongkok di depan meqinya dan terus melakukan jilatan-jilatan pada lubang meqi dan itilnya yg menyembul di balik daging-daging hitam yg keriput.
“sssshhh aaaah oooooohhhh hhmmmm. ssu sssudaaaaah aduuuuuhh hmmmm.” ceracau Bu Mina yg semakin membuatku bergairah menjilat dgn cepat meqinya.
Lidahku begitu lincah dan lentur menjilat lubang meqi dan itilnya. Perlakuanku yg demikian membuat Bu Mina semakin mendesah dgn diikuti gerakan pada pinggulnya, bergoyang, dgn pinggang yg melengkung-lengkung di atas kursi. Aku tetap dgn gairah menjilati dan berusaha meremas susunya yg masih dibalut kutang dan baju kaos berwarna ungu.
Hingga akhirnya, desahan hebat dan menjadi-jadi yg ke luar dari mulut Bu Mina menyadarkanku. Karena takut didengar tetangga, aku pun membimbing tubuh Bu Mina yg kurus dgn tinggi hampir sama dgnku menuju kamarku. Waktu itu tinggiku masih 158 cm. Tanpa penolakan seperti sebelumnya, Bu Mina merelakan dirinya dibimbing menuju kamarku. Aku pun mempersilakan Bu Mina utk rebahan di kasur milikku.
Segera aku buka handuk yg melilit pinggangku. Kemudiah aku beranjak mengarahkan penis yg menurut Bu Mina gede dan panjang ke arah mulutnya. Tp, Bu Mina hanya diam kaget dgn wajah melongo ketika aku dgn tiba-tiba menggesek-gesekan penisku ke bibirnya. Ia pun menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tdk setuju dgn perbuatanku.
“ayo bu dihisap!” pintaku dgn suara bergetar dan sedikit terbata.
“iih ibu belum pernah begituan. Pengalaman ibu paling cuma netein suami dan langsung enjot aja meqi ibu.” jawabnya dgn suara bergetar pula sambil tangannya menahan perutku supaya penisku tak sampai pada bibirnya lagi.
Dgn perasaan kecewa, segera aku mengangkangkan kakinya lebar-lebar. Aku jilatin dgn liar meqinya. Terasa asam dan sedikit bau pesing meqinya di lidah dan hidungku. Aku kombinasikan antara jilatan, sedot perlahan dan sedotan kencang pada lubang meqi dan itilnya. Bu Mina tampak semakin bernafsu. Terlihat dari gerakannya memutar-mutar pinggulnya, menaik-turunkan pantatnya, dgn pinggang melengkung-lengkung di atas kasurku.
“oooouuuuhhhh ssssshhhh ennnaaaaakkk. Baaaarrrruuu peerrrrtaaaamaaa ibbuuu diigiinniiiiinnn emmmmhhh” desahnya.
Mendapat respon demikian, aku semakin bernafsu dan semakin menjadi-jadi memainkan lidah dan mulutku di meqinya.
“emmmmhhhh deeeekkk ayyoooo masssuuukkiiiinn ddddoooooongggg!” pintanya dgn mata merem melek.
Tanpa pikir panjang, aku pun beringsut ke atas tubuhnya yg sudah ia bugilin sendiri. Dgn posisi push up di atas tubuhnya, aku berusaha memasukan penisku ke dalam meqinya. Tp berkali-kali aku coba, berkali-kali jg penisku meleset kadang ke atas, kadang ke bawah duburnya.
Dgn bernafsu birahi tingkat dewa, Bu Mina menggenggam penisku dan mengarahkan pada liang meqinya yg basah penuh lendir meqinya. Dgn hentakan kuat, penisku masuk ke dalam liang meqinya.
“ooooouuuuuhhh ssssshhhh pelaaaan-peeeelllaaaaannn doooonggggg. aaaauuuuwwww saaaakiiittttt.” desahnya sambil meringis.
Karena hentakan yg tak sabar itu, aku pun merasakan pedih di kepala penisku. Maklum pengalaman pertama. Sambil merasakan pedih di penisku tiba-tiba Bu Mina mulai menggerakan pinggulnya memutar, naik-turun dgn berirama. Aku yg merasakan kenikmatan akibat gerakannya sacara natural merespon dgn memaju-mundurkan penisku dalam meqinya.
“emmmmhhh nikkkkmaaaattt yaaaa oouuuhhh emmmhhh ssssshhhh aaaahhh” desahnya yg membuatku semakin liar memompa penisku. sehingga semakin lama penisku semakin jauh terbenam dalam liang meqinya.
Terasa begitu nikmatnya, meqi perempuan yg sudah punya lima orang anak dan sudah punya cucu ini. Meqinya mengempot-empot, dinding meqinya seolah meremas-remas penisku. Jauh lebih nikmat jika dibandingkan dipompa dgn telapak tangan. Hangat dan agak lengket meqinya, membuatku seperti melayang-layang.
Keringat bercucuran di seluruh tubuhku. Pantatku pun terasa basah dan hangat oleh butir-butir keringat. Begitu jg Bu Mina, tubuhnya dibanjiri keringat. Wajahnya semakin cemerlang dgn peluh yg berbutir-butir mengaliri kening wajahnya.
Tercium aroma keringatnya begitu menggairahkan. Dgn tetap menggenjot meqinya, aku hisap, jilat, dan kenyot-kenyot payudara kecil, peot, dan kendor itu dgn rakus. Mungkin ukurannya hanya 32 b saja.
“eemmmmhhh aaaaahhh oooouuuuhhh emmmmmhhh aaaaahh.” erangannya.
Tak henti-hentinya ia mendesah, membuatku terus mengocok dan mengobok-obok meqinya dgn penisku. Walaupun pegal terasa pada kedua tangan karena harus menahan badanku dalam posisi push up, aku tetap bertahan merasakan sensasi nikmat pengalaman pertamaku ini.
“emmmmhhhh aaaaahhhh leeeebbiiihhh ceeeppaaattt deeeeeekkk akuuuu keeeelluuuuaaaarrrr ssssshhhhh!” desah pintanya dgn suara bergetar. Dgn pantatnya semakin liar bergerak, dan mata merem melek merasakan sensasi nikmat tak berkesudahan.
“aaaahhhhh iiiyyaaaaa buuu aaaakkkuuu jgaaa maaaauuuuu…” jawabku sambil mempercepat gerakanku.
Akibat gerakan Bu Mina yg menjadi-jadi, kepala penisku terasa begitu geli dan gatal dibuatnya. Membuat aku tak sangguh menahan nikmatnya gelombang syaraf yg mengalir sampai ubun-ubun.
“aaaaaahhhhh keeeluaaaarrrr buuuu” desahku.
“eeeeemmmm eeennnnaaakkkk, ibbbbuuuuu keeelluuuuaaaar bannnnyyyyaaaaakkkk aaaaaahhhh!” celotehnya sambil memeluk erat tubuhku merasakan orgasme dahsyatnya.
Terasa penisku seperti diremas, diperas habis spermanya oleh meqinya yg terus berkedut-kedut dan mengempot-empot.
Dalam pelukan Bu Mina, aku coba melihat jam dinding di kamarku. Jam sudah menunjukkan pukul 11.19 WIB. Artinya, lebih dari 1 setengah jam aku bergumul. Aku kaget sekali begitu lamanya melakukan persetubuhan ini. Padahal rasanya hanya sebentar. Maka aku segera melepaskan diri dari pelukan Bu Mina dan memakai handuk kembali menuju kamar mandi.
Sambil membenahi handuk, Bu Mina berkata padaku, bahwa aku anak hebat. Baru pertama bersetubuh tp kuat bertahan sangat lama. Dgn bangga aku berjalan ke luar kamar utk mandi.
Setelah selesai mandi, aku segera bergegas. Ketika masuk kamar, Bu Mina sudah tdk ada di kamarku. Aku pun langsung memakai seragam SMPku dan cepat-cepat biar tdk terlambat masuk sekolah.
Sambil lewat depan rumahnya, ku lihat Bu Mina sedang bersandar di kursi. Nampak wajahnya yg lelah dan bahagia ketika aku menyapanya. Sambil pamit berangkat sekolah dan menitipkan kunci rumah, aku bisikkan di telinganya, “nanti kita begituan lagi ya, bu!” pintaku sambil berlalu tanpa menunggu jawaban darinya.
Setelah mendapat pengalaman pertama, aku menjadi ketagihan melakukan hubungan layaknya suami istri lagi. Tak sia-sia rasanya keperjakaanku diberikan kepadanya. Sebab, Bu Mina tdk pernah menolak ketika aku ajak utk bersetubuh.
Bu Mina memiliki susu kecil ukuran 32 B, badan langsing dgn tinggi badan 158 cm, dan memiliki pantat bahenol. Kulitnya tdk seputih kulitku dan kulitnya pun tdk semulus dan sekencang kulit abg. Maklum sudah 48 tahun. Tp, darinya aku selalu memperoleh kenikmatan yg tiada tara.
Keluarga Bu Mina, setiap pagi selalu sepi sebab, kedua cucu yg tinggal bersamanya sekolah pagi dan biasa berangkat bareng suaminya yg hendak pergi bekerja. Di rumahnya hanya Bu Minalah perempuan satu-satunya. Sebab, kedua cucunya adalah laki-laki. Kedua cucunya itu dititipkan oleh anaknya dgn alasan kalau tinggal bersama mereka di kampung tdk ada yg mengurus anaknya. Suami istri itu keduanya bekerja pagi pulang sore.
Pagi itu, adikku yg masih berusia satu tahun menangis terus. Maka, walaupun belum jam 09.30 WIB (jam biasa aku mengantar adikku) aku antarkan saja adikku itu ke rumah nenekku. Ketika lewat rumah Bu Mina terlihat ia sedang menyapu halaman rumahnya. Dgn iseng sambil menggendong adikku, aku remas pantat bahenolnya. Bu Mina cemberut sambil menatapku yg berjalan sambil cengengesan.
Setelah menitipkan adikku dan memberikan uang utk jajan adikku pada nenekku. Aku segera bergegas kembali ke rumah. Aku lihat Bu Mina masih menyapu halaman rumahnya. Dgn sedikit berbisik, aku ajak Bu Mina ke rumah. Ketika Bu Mina sudah mengiyakan akan menyusul ke rumahku, aku pun segera ke rumah dgn perasaan senang dan deg degan menunggu apa yg akan terjadi sebagai pengalaman keduaku.
Seperti biasa, aku lucuti seluruh pakaianku sampai telanjang bulat. Kemudian aku lilitkan handuk utk menutup penisku yg sudah tegang dan keras membayangkan persetubuhan yg bakal terjadi antara aku dan Bu Mina.
Tak lama, pintu rumahku terbuka. Jantungku berdetak kencang sekali. Aku menjadi bingung mesti bagaimana dan mulai dari mana.
Antara aku dan Bu Mina hanya saling menatap. Ku lihat Bu Mina, sesekali memandang ke arah penisku yg sudah tegang dan mengeras di balik handuk. Tersungging senyum di wajahnya, membuat ketegangan yg aku alami berangsur-angsur menjadi lebih tenang.
“ayo, Dek Iwan ada perlu apa manggil ibu ke rumah?” tanya Bu Mina yg seolah senang mempermainkan perasaanku yg serba salah.
“eemm ini bu. Aku boleh ngulangin kayak kemarin?” pintaku penuh harap.
“idih, ibu kan sudah tua. Sudah loyo. Kalau setiap hari begituan mana sanggup!” jawabnya sambil tetap tersenyum menatapku.
“ah, ibu belum jg dicoba kok sudah bilang tdk sanggup!” sergahku.
“yaudah deh, tunggu sebentar ya. Ibu mau ke rumah dulu ngambil handuk biar nanti kalau udah begituan biar langsung mandi.” jawabnya dgn sedikit genit.
Aku menggangguk mengiyakan sambil terus menatap pantat bahenolnya ketika ia berjalan ke luar pintu rumahku. Bongkahan pantatnya itu membuatku berkali-kali menelan ludah. Betapa bahenolnya pantat Bu Mina sampai membuat hasrat birahiku naik sampai ke ubun-ubun.
Sambil bersantai di kursi menunggu Bu Mina, aku mencoba mengingat segala adegan film porno yg sering aku tonton. Namun, aku pun menjadi ragu apakah Bu Mina akan mau diajak bersetubuh dgn berbagai gaya.
Ketika aku mulai terlena dgn lamunanku, Bu Mina masuk rumah membawa handuk dan perlengkapan mandi. Baju warna hitam tanpa lengan dgn belahan dada rendah dan agak longgar menambah seksi penampilannya walaupun susunya ukuran kecil. Dari bawah makin membuat panas penampilannya sebab, legging cream yg dipakainya begitu mencetak setiap lekuk kaki, paha, dan pantatnya yg bahenol. Tak hanya itu, saking ketat legging yg dipakainya membuat garis meqinya tercetak dgn indah dan menggiurkan naluri kelelakianku.
Bu Mina pun menawarkan diri utk memulai persetubuhan di dalam kamarku. Tanpa banyak basa basi aku gandeng ia menuju kamarku.
Di dalam kamar, tanganku mulai bergerilia menjamah setiap lekuk tubuhnya, terutama susu kecil dan pantat bahenol yg lebih sering jadi sasaran kenakalan kedua telapak tanganku. Aku elus, aku remas, aku usap, dan remas lagi susu dan pantatnya dgn halus. Bu Mina menikmati dan membalas mengelus punggungku serta penis yg sedari tadi tegak mengacung di balik handukku.
aku jilat dan kenyot halus lehernya yg jenjang. Terasa gurih keringat lehernya dilidahku yg semakin bernafsu melakukan tugasnya. Hingga akhirnya, bibirku sudah mencaplok bibirnya. Kami berpagutan dgn liar. Tak lupa, lidah kami saling kenyot saling lilit dan saling memberi jilatan-jilatan penuh gairah. Entah berapa banyak liur kami yg tertukar dan tertelan habis. Sehingga nafsu kami semakin lama semakin menjadi-jadi. Erangan demi erangan, ke luar dari mulut Bu Mina. Matanya merem melek seiring erangan yg keluar dari mulutnya.
“emmmmhhhh ssshhhh deeeek Iwaaannnnn suuuussssuuuu ibbbbbuuuuu diiikenyyyyoooott yaaaa!” pintanya dgn suara bergetar sambil membuka baju dan kutang cream yg melekat di tubuhnya.
Tanpa banyak bicara, aku jilat melingkar bagian hitam susunya, aku kenyot-kenyot puting hitam yg sudah mengeras. Ukuran putingnya seukuran kelingking. Sungguh menggairahkan sekali. Kedua telapak tanganku bergantian menjamah susunya. Meremas lembut. Sampai akhirnya sebelah tanganku aku arahkan ke tengah selangkangannya. Aku gesek-gesekan jari tengahku diantara meqinya sambil lidahku terus menjilati susu dan mengeyot lembut puting susunya.
“eemmmm ddeeeeeeek maaaassssuuukkiiiiinnn uuuuddddaaaahhhh gaaakkk taaaahaaaann gggaaaatttteeelllll memmmmeeekkk ibbbuuuu!” pintanya sambil mengerang.
Sesuai pintanya aku mulai turunkan legging cream dan celana dalamnya langsung. Tampak bulu-bulut hitam meqinya. Aku bimbing ia utk berbaring di atas kasurku. Aku amati sebentar meqinya dan mulai mengarahkan wajahku pada meqinya. Aku jilat liang meqinya, aku kenyot-kenyot itilnya. Ia semakin menggelinjang merespon kelincahan lidah dan mulutku.
Tangan Bu Mina menjambak rambutku. Ditekan-tekannya kepalaku pada meqinya sampai akhirnya kepalaku ditekannya kuat-kuat terbenam di meqinya. Terasa cairan hangat mengalir dari liang meqinya.
“ssssshhhh aaaaaaaaahhhhhh keeellluaaaaarrrrr deeeeekkkk!” erangannya sambil tetap menekan kepalaku dalam-dalam pada meqinya.
Dgn perlahan ia menaik turunkan pantatnya pada wajahku yg ia tekan diantara meqinya. Tampak mulai kendur cengkramannya pada kepalaku. Sehingga aku mulai menegakan badanku. Terlihat senyum Bu Mina penuh kepuasan. Aku pun tersenyum sambil mengarahkan telapak tanganku utk meremas susunya. Aku jilat dan kenyot susunya. Bu Mina membalas mengusap-usap kepalaku dgn lembut sehingga aku merasa begitu disayanginya.
Tangan Bu Mina kini menggapai penisku dikocoknya perlahan dan mulai mengarahkannya pada lubang meqinya. Dgn perlahan tak seperti pengalaman pertamaku dgn Bu Mina, aku dorong perlahan-lahan penisku. Terasa nikmat dan hangat lubang meqinya. Penisku terasa dipijit di dalam meqinya.
Bu Mina mulai menggoyangkan pinggulnya memutar. Penisku terasa diempot-empot. Nikmat sekali. Aku mulai semakin membenamkan penisku lebih dalam dgn memaju mundurkan dgn perlahan.
“ssssshhh deeeekkkk leeebbbiiihhh cccceeeeeepppaaaattt eeemmmhhhh eeennnaaaakkk.” pintanya sambil terus mendesah.
Aku mulai menambah kecepatan gerakan penisku. Sehingga bunyi “plok plok plok” semakin keras terdengar.
Kedua tangan Bu Mina mulai meraba, meremas lembut dadaku. Aku semakin bergairah. Mempercepat kocokanku. Sampai akhrinya, terasa meqinya berkedut-kedut.
“aaaaaaaahhhhhh aaaaaahhhhh ssssshhhhhhhh!” erangannya menikmati orgasme kedua sambil tangannya menahan tubuhku supaya menghentikan gerakan dalam meqinya.
Peluh membanjiri tubuh kami. Ku lihat wajahnya tersenyum puas. Aku cabut penisku dalam meqinya. Sambil berbisik ku minta ia menungging agak tinggi dgn di topang lututnya dan badan atas telungkup di kasur. Tanpa ada penolakan ia menuruti permintaanku.
Dgn posisi nungging, pantat bahenolnya terlihat bulat. Aku amati liang meqinya yg semakin merekah. Dan aku mulai maju mengarahkan penisku ke lubang meqinya. Bles penisku terbenam di dalamnya. Dgn penis yg sudah terbenam dalam, aku mulai atur gerakan cepat dan perlahan memaju mundurkan penisku.
Tiba-tiba muncul pikiran lain dalam otakku ketika melihat lubang duburnya. Aku jiati jari tengah tangan kiriku dgn ludah. Aku arahkan jari tersebut mengusap-usap lubang duburnya. Bu Mina semakin liar melenguh, mendesah, dan mengerang. Aku semakin liar mengocok meqinya dgn penisku yg lincah di dalamnya. Aku coba menusuk duburnya dgn jari tengahku yg basah. Ia pun makin melenguh.
“aaaaaahhhhh ssssssshhhhh ssssshhhhh.” lenguhnya sambil memutar-mutar pantatnya.
Tak terasa jari tengahku sudah masuk setengahnya. Suara Bu Mina mendesah dan meringis karena perih nikmat pada duburnya. Aku semakin cepat mengocok penisku. sedangkan jari tengah di duburnya aku biarkan karena peret dan tercengkram kuat otot duburnya.
Tubuh kami semakin banyak dibanjiri peluh. Bu Mina semakin cepat memutar dan menekan-nekan pantatnya. Penisku terempot-empot di dalam meqinya sehingga aku merasakan kepala penisku mulai gatal dan geli. Hingga akhirnya Bu Mina mendahului orgasme akibat kocokan penisku yg brutal pada meqinya.
“ssssssshh aaaaaaaaahhhh keeeellluaaaar laaaagggiiii!” lenguhannya begitu enak terdengar.
Meqinya berkedut-kedut sehingga penisku yg sudah gatal dan geli memuntahkan banyak sperma di dalam liang meqinya. Aku biarkan sperma tumpah dan terkuras habis di dalam meqinya. Sampai akhirnya badanku ambruk menindih tubuhnya dgn penis yg masih terbenam di meqinya.
Ketika sudah surut gelora yg membakar hasrat birahi. Aku cabut penisku dari dalam meqi Bu Mina. Aku rebahkan tubuhku di sampingnya. Bu Mina membalikan badannya mengarah padaku. Wajahku ia cium-cium dgn lembut. Sedangkan aku diam saja sambil terus ngos-ngosan. Tangan Bu Mina dgn lembut mengusap dadaku.
Mungkin sudah 10 menit kita berbaring bersama di atas kasur. Akhirnya Bu Mina bangkit dan melilitkan handuk pada tubuhnya utk pergi mandi.
Sungguh penampilan Bu Mina walau sudah tua tp membuatku begitu nyaman berada di sampingnya. Dgn berbekal handuk aku pun mengikuti Bu Mina ke kamar mandi.
Di dalam kamar mandi kita pipis bareng sambil tanganku iseng meremas-remas susu kecil dan kendor milik Bu Mina. Bu Mina geleng-geleng kepala sambil tersenyum melihat ulahku.
“udah ah, ibu capek. Nanti kamu mau lagi.” katanya tanpa menghindarkan tanganku pada susunya.
“iya bu, aku masih mau! soalnya aku pengen nyobain begituan di kamar mandi.” jawabku sambil memperlihatkan penisku yg sudah tegak berdiri.
“tp ibu sudah gak kuat. Kalau ibu begituan lagi ibu bisa kelelahan dan ketiduran. Mana pekerjaan ibu masih banyak di rumah.” bantahnya mencoba menenangkan hasratku.
“ya udah deh bu. bagaimana kalau ini ibu hisap atau dijilatin aja?” pintaku sambil mengarahkan penisku ke arahnya.
“iya deh ibu coba, tp cuci dulu burungnya!” jawab Bu Mina.
Sungguh senang sekali Bu Mina mau melakukannya. Tdk seperti kemarin ia menolak utk menghisap penisku. Dgn semangat aku cuci penisku dari sisa-sisa lendir yg lengket.
Setelah melap penisku dgn handuk, aku arahkan penisku pada mulut Bu Mina yg setia berjongkok dihadapanku. Dgn ragu-ragu ia membuka mulutnya dan mendorong kepalanya perlahan. Akhirnya, dgn perlahan penisku masuk ke dalam mulutnya. Terasa nikmat, geli, dan hangat.
Secara natural, Bu Mina mulai memaju mundurkan mulutnya. Agak ngilu ketika kepala penisku berkali-kali mengenai giginya.
“emmmhhh enaaakk bu. Tolong sambil kepala burungku dikenyot pelan-pelan bu.” pintaku sambil merasakan sensasi yg baru aku alami dioral perempuan.
Penisku merasakan sensasi luar biasa. Hangat, geli, dan basah ketika berkali-kali ke luar masuk mulutnya. Apalagi Bu Mina mulai memainkan lidahnya yg terasa dingin di kulit penisku. “emmmmhhh” rasanya seperti melayang di awang-awang. Sesekali kepala penisku dikenyotnya pelan-pelan dan menggemaskan. uh rasanya, menenangkan jiwa.
“haduh dek, leher ibu pegel. Kamu lama banget ke luarnya.” keluhnya sambil tangannya mengocok-ngocok penisku.
“iya nih bu. Nikmat sih tp kayanya aku gak akan ke luar kalau sama mulut ibu.” jawabku.
“aduh, terus gimana biar kamu cepet ke luar?” tanyanya dgn gemas sambil tdk berhenti mengocok penisku.
“ya, burung aku masukin ke meqi ibu aja biar cepet ke luar.” jawabku.
“yaudah deh ayo. padahal ibu udah cape ini lutut udah gemeter kayak mau copot.” ujar Bu Mina sambil nyengir.
Perlahan aku duduk di lantai kamar mandi sambil bersandar pada dinding. Aku minta Bu Mina utk naik di atas pangkuanku. Awalnya ia terlihat bingung tp dgn sabar aku arahkan badannya supaya dia leluasa memasukan penisku ke dalam meqinya. Sampai akhirnya ia paham dan mulai menggoyang pantatnya memutar. Terasa, cairan hangatnya mulai membasahi meqinya sehingga terasa licin dan membuat penisku leluasa.
Aku minta Bu Mina utk mengkolaborasikan gerakan memutar, maju mundur, dan turun naik. Hasilnya, penisku merasakan kenikmatan yg tiada duanya. Dinding meqinya terasa mencengkram dan meremas-remas penisku. Sungguh enak sekali meqi wanita tua ini. Tanganku yg sedari tadi berada di pinggangnya mulai aku naikan utk meremas-remas susu dan memilin-milin putingnya sehingga Bu Mina mulai merem melek dan mendesah dgn penuh kenikmatan.
“ehhhhmmmmm aaaaaaahhhhh aaaaaaahhh ssshhhhhhhhh.” desahnya merasakan sensasi penis dan kenakalan kedua tanganku.
Aku dekatkan lidahku menjilati lehernya yg sudah basah oleh keringat. Terasa bau persenggamaan tercium hidungku membuatku semakin bergairah oleh sensasi tersebut. Emm nikmatnya.
“deeeekkkk aaaahhhhhh sssshhhhh ibuuuu caaapppeeeeekk eeemmmmmhhh peeeggggeeeelll ouuuuuhhhhh.” ujarnya sambil mendesah menikmati.
“gantian aja bu, aku di atas. Ibu rebahan aja di lantai.” jawabku.
Bu Mina mulai mencabut penisku dan merebahkan badannya di lantai sambil mengangkangkan kakinya lebar-lebar. Aku mulai menghujamkan penisku. Dgn gerakan cepat aku kocokan penisku keluar masuk meqinya. Bu Mina mendesah dan mengerang hebat akibat gerakan maju mundur secara cepat yg aku lakukan.
Penisku merasakan geli dan gatal. Tdk akan lama lagi aku akan mencapai orgasme, Aku semakin buas menambah kecepatan maju mundur. Sampai akhirnya, kedua telapak tangan Bu Mina mencengkram kuat punggungku. Desahannya semakin menjadi-jadi. Dan akhirnya kita sama-sama orgasme.
Nafasku ngos-ngosan. Cape tp nikmat sekali. Aku cabut penisku yg sudah dibalut lendir dari meqinya lalu duduk bersandar pada dinding kamar mandi. Bu Mina dgn perlahan bangkit dan menggapai gayung utk membersihkan meqinya.
Pengalaman kedua bersama Bu Mina diakhiri dgn acara mandi bareng. Usai kita mandi, aku lihat jam dinding menunjukan pukul 11.38 WIB. Aku pasti kesiangan tiba di sekolah. Tak terasa sungguh, ternyata lebih dari 3 jam setengah kita habiskan utk bersenggama memburu kenikmatan. Namun, walaupun demikian aku tak menyesal karena Bu Mina selalu memberikan kepuasan padaku dan selalu bersedia jika aku ajak ia ngentot.
Post a Comment