Cerita Dewasa Perjalanan Ngewek Sebagai Penghibur
Cerita Dewasa Perjalanan Ngewek Sebagai Penghibur
Perlahan gw susuri trotoar jalan asia-afrika selepas membeli makan malam di salah satu restoran terkenal di daerah Braga, konon, orang Belanda belum ke Indonesia bila belum singgah di restoran tersebut, benar atau tidaknya, gw juga engga tahu.
Perkenalkan, nama gw Alex, seorang duda berumur 40 tahun dengan 2 orang anak hasil buah cinta gw dengan seorang wanita, yang mungkin, hingga saat ini belum bisa gw lupakan. Mencari wanita itu mudah, tapi mencari seorang istri yang sekaligus bisa menjadi ibu bagi anak-anak gw itu sulit.
Entah kenapa, apa benar kata orang, ketika berumur 40 tahun, itu adalah masa keemasan seorang laki-laki?, entahlah, gw engga merasakan itu. Yang gw tahu, hanya rasa hampa, sungguh malas rasanya kembali ke hotel yang telah gw tempati selama 6 bulan di sebelah kantor cabang bank berplat merah di jalan asia-afrika itu, sekalipun ada seorang wanita khas mojang priangan yang tergolek lemas setelah pergumulan kami sore tadi.
Gw engga ganteng, juga engga bertubuh atletis yang bisa membuat wanita tergila-gila, tinggi gw standar orang indonesia, dengan tubuh cenderung kurus, tampang…..kata orang gw punya wajah seperti anak kuliahan, engga percaya gw udah berumur 40 tahun dengan 2 orang anak.
Di keremangan jalan yang ramai dengan pria maupun wanita berkostum seram, ada seorang cewek yang mencoba memanggil gw dengan panggilan Koh. Ya….kata orang tampang gw kaya keturunan, walau sama sekali gw engga punya darah keturunan, gw dengan cuek melangkah menjauh sambil menghisap rokok gw dalam-dalam dan engga menghiraukan sapaan cewek tadi.
Ya……mencari wanita itu memang mudah, modal berani en nekat, paling engga kita bisa kenalan bukan ?. Gw raih handphone gw dan mulai mendengarkan lagu dari anime.nfo di aplikasi tunein radio kesayangan gw, perlahan mulai terdengar alunan suara Misia yang berkolaborasi dengan Hide (salah satu personel GreeeeN) melantunkan lagu ai no katachi, hmmm……pas bener dengan kondisi hati gw yang lagi mellow…..
Sambil menyimak alunan lagu tadi, gw teringat rintihan dan desahan cewek yang disodorkan oleh salah seorang teman lama gw sewaktu masih menjadi marketing di salah satu perusahaan di Jakarta, dan entah kenapa, gw jadi membandingkan ketika gw bercinta dengan mendiang istri gw, raut muka, rintihan dan desahannya terdengar berbeda, kepasrahan total seorang istri ketika melayani suaminya di ranjang, sangat berbeda dengan seorang WP melayani kliennya, rintihan dan desahan WP profesional yang seakan-akan melambungkan si klien sebagai pria terhebat di ranjang…….haaaahhhhh, sudah waktunya kah gw mencari istri ?, buat apa ?, kalau mau makan sate, kenapa gw harus melihara kambing ?, hanya itu yang saat ini ada di benak gw.
Teringat kembali, ketika pertama kali gw melakukan hubungan seks dengan seorang WP di sebuah panti pijat di kawasan ruko Roxy Jakarta Barat, senjata gw tidak bisa bangun dan gw merasa pedih karena telah berkhianat kepada mendiang istri gw, dan saat gw memeluk WP itu, tak terasa air mata gw mengalir, mengetahui itu, WP itu berkata dengan suara yang dingin dan tegas “Ingat satu hal Koh, jangan pernah mencintai kami WP, sekalipun jangan!”, saat ini gw berpikir, tidak bisakah seseorang berubah ?, tidak adakah orang yang akan percaya ?, apapun itu, gw percaya, bahwa seseorang bisa berubah, mungkin dia dulu seorang WP, tapi setelah dia berubah, dia bisa menjadi seorang istri yang memberikan dirinya secara total kepada suaminya.
Tak terasa, gw sudah berada di depan kamar. Perlahan gw masukkan smartcard ke lubangnya untuk membuka kamar, dan WP itu masih terlelap, tubuhnya yang meringkuk polos di balik selimut yang telah tersingkap menampakkan kulit kuning langsat yang mulus tak bercela, perlahan gw tutup kembali tubuhnya dengan selimut hotel untuk menghangatkan tubuhnya yang polos.
Mungkin dia merasa tubuhnya diselimuti, perlahan kedua matanya yang bundar membuka dan bibirnya yang tipis tersenyum melihat gw yang membungkuk di sampingnya, kemudian dia berkata “Eh, Kokoh sudah balik”, dan gw jawab dengan perlahan “ya……..kamu belom makan kan ?, tidur dah kaya kebo, gw pesenin makanan pake gojek ya ?, kamu mau makan apa ?, gw traktir, atau kamu mau makan di luar ?, gw temenin”.
Dengan tetap tersenyum, dia tertawa kecil, kemudian dia berkata “Koh, don’t fall for me, I’m not as good as you think, never fall in love with someone with my profession”, sumpah….saat ini jantung gw rasanya berhenti berdetak beberapa saat saking kagetnya, kenapa ni cewek mengatakan hal yang sama dengan WP yang pertama kali gw tiduri (walau engga gw masukin juga sih senjata pamungkas gw), dan gw hanya menjawab “maksudnya ?”.
Tanpa mencoba untuk menutupi kepolosan tubuhnya, dia kemudian duduk diatas ranjang sambil berkata “Gw tahu loe ngerti bahasa Inggris, dan gw tahu pasti loe tahu maksud gw Koh, what ever, I’m yours tonight until tomorrow morning, gw dah dibayar buat ngelayanin loe Koh, so….terserah loe, loe dah makan Koh ?”, gw jawab singkat “yups”.
Sebut namanya Vera, seorang wanita yang saat ini tengah berkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung semester 6, body gw nilai 8, bj 9 (engga kena gigi dan sedotannya wow banget), hj 10 (tangannya lembut banget dan mantab), service 8 (jelas lah…profesional gitu loh), umur ?, jangan pernah bertanya soal umur pada seorang wanita.
Perlahan gw ambil satu-persatu bajunya yang berserakan di lantai dan memintanya untuk segera berpakaian, tanpa bertanya apapun, dia segera berpakaian sambil tetap menyunggingkan senyumnya yang manis, sambil menunggu Vera selesai berpakaian, gw ambil kunci kuda besi gw di dalam tas (susah naro barang di kamar, karena engga ada meja en kamar yang kecil banget), setelah dia selesai berpakaian, kami turun ke basement untuk kemudian pergi ke Sudirman Square,
dan disaat dia sedang sibuk mencari makanan yang akan dia makan, gw perhatikan beberapa cowok terlihat memperhatikan dia, bahkan ada juga cowok yang sedang menggandeng mungkin ceweknya melirik ke arah Vera yang membuat ceweknya cemberut kemudian mencubit perut cowok itu, gw hanya tersenyum getir melihat tingkah mereka.
Setelah Vera memesan seporsi steak dan gw bayar, kami mencari-cari meja yang dapat kami tempati, beruntung, saat itu ada keluarga yang hendak meninggalkan meja dan kemudian memberikan mejanya kepada Vera, entah kenapa, sang suami berjalan kearah gw dan kemudian berbicara pelan di samping telinga gw “Jaga dia baik-baik, kamu baru akan menyesal setelah dia engga ada”, dengan cepat gw menoleh kearah si Bapak tapi mereka sudah menghilang ditengah kerumunan orang-orang,
hemmm…..Bapak yang aneh, sudahlah gw engga mau ambil pusing, kemudian gw berkata pada Vera “gw beli bir dulu ya sebentar”, Vera hanya tersenyum manis dan mengangguk pelan, tanpa berkata apapun, pelit ngomong ni orang pikir gw dalam hati dan gw segera berlalu membeli bir, sambil berjalan pelan, gw berpikir kembali, kenapa Bapak tadi berkata seperti itu ?”, bahkan saking larutnya gw dalam pikiran gw, gw engga sadar tahu-tahu dalam genggaman gw sudah ada sebotol bir kecil dan gw sudah kembali berada di depan Vera.
“Duduk Koh, berdiri terus, nanti tambah tinggi lo”, gw hanya nyengir kuda untuk menjawab kata-katanya dan gantian gw yang diam, tidak selang lama, pesanan Vera datang, dan dengan cepat, jari-jarinya mengambil peralatan makan dan memotong steak itu menjadi potongan-potongan kecil dan melahapnya, setelah beberapa kali suapan,
Vera memanggil “Koh”, dengan malas gw menatap Vera untuk kemudian gw kaget karena garpu dengan potongan steak di ujungnya telah berada di depan mulut gw dan kembali terdengar suara Vera berkata “aaaaaaaaaaaa……….”, pelan gw buka mulut gw dan Vera menyuapi gw potongan steak itu. Walau hanya sekali terjadi, tapi hal ini membuat gw kembali teringat pada mendiang istri gw yang tidak sempat merasakan ulang tahunnnya yang ke 29, karena Tuhan memanggilnya 3 bulan sebelum dia berulang tahun.
Tanpa terasa, kami telah kembali di kamar hotel yang telah dibayar lunas hingga Juni 2019 oleh kantor tempat gw bekerja, perlahan Vera memeluk gw dari belakang dan kepalanya dia sandarkan ke punggung gw, tanpa berkata apapun, Vera membuka kancing-kancing kemeja gw, dan setelah sukses membuka seluruh kancing, tangannya bergerak untuk membuka ikat pinggang dan celana pendek jeans gw, tanpa berusaha lebih jauh untuk melepaskan kemeja dan celana pendek gw, Vera membalikkan tubuh gw dan mendorong gw keatas tempat tidur sambil berbisik di telinga gw, “You are mine tonight and I’m yours”.
Setelah gw terduduk di atas tempat tidur karena dorongan Vera, kemudian Vera berusaha meloloskan celana pendek gw, setelah berhasil menelanjangi gw dari pinggang hingga kaki, perlahan dia mulai meraih senjata gw dan berjongkok di tepian ranjang, mendapat perlakuan seperti itu dan merasakan betapa halusnya tangan Vera, hanya homo atau cowok impoten yang engga bakalan bergairah, perlahan Vera mendekatkan bibirnya dan seperti sedang mempergunakan mic,
Vera berkata “Adek yang nakal, gampang banget bangun”, kemudian dia mem blow job senjata gw dengan telaten, mulai dari topi baja yang dia kecup, batang gw yang dia jilat seperti sedang menjilat ice cream, hingga melakukan deep throat hingga membuat gw melayang, jari-jari tangannya yang lentik tidak lepas mempermainkan 2 bola gw. Rasanya benar-benar membuat gw merasa di manja dan enak banget, hebatnya, dia tidak pernah tersedak sekalipun saat melakukan deep throat.
Setelah merasa puas bermain dengan senjata gw, Vera melepaskan kulumannya dan membuka bajunya satu persatu, sungguh sensual saat dia melakukannya, membuat gw rasanya ingin menerkam Vera saat itu juga, gemas dan gak sabar untuk segera kembali bercinta. Mengetahui gw ingin segera menerkamnya, Vera berkata “Sabar Kokoh sayang, the night still young, dan Vera akan memberikan service terbaik Vera buat Kokoh”.
Vera mengambil handphone dari tas jinjingnya dan kemudian memutar lagu “While You Sleep” yang dilantunkan oleh Shayne Ward dan berlenggak lenggok laksana penari striptease, kemudian dengan perlahan dia membuka BH dan celana dalamnya dengan perlahan, benar-benar profesional Vera ini, kemudian dengan perlahan, Vera mendekati gw dan melingkarkan tangannya di pundak gw, mencium kening gw, kemudian mencium bibir gw. Bibirnya terasa manis, seperti buah strawberry yang ranum, lidahnya dia mainkan di rongga mulut dan akhirnya untuk beberapa saat kami beradu lidah.
Entah kenapa, seperti tersihir, gw tidak merangsang dia, tapi tangan gw hanya diam di pinggulnya, kemudian dia mendekatkan buah dadanya ke mulut gw, melihat gerakannya, gw tidak mau menyia-nyiakannya, segera gw lahap putingnya yang berwarna coklat muda dan menggemaskan, buah dadanya tidak besar, tidak juga kecil, pas untuk di genggam dan sangat indah menurut gw.
Miss V nya yang tanpa bulu dan lembut (mungkin karena rajin melakukan brazilian wax) benar-benar menggoda, perlahan gw meraih Miss V-nya dan mulai mencari tonjolan kecil diantara lipatan Miss V-nya yang indah, ya…..kami melakukan semuanya dengan perlahan, baik Vera maupun gw tidak terburu-buru dalam melakukan aktivitas seksual kami, semuanya berjalan bagai air yang mengalir tenang di sungai yang jernih, memuaskan dahaga seorang pria akan sebuah permainan cinta.
Malam itu Vera benar-benar melakukan tugasnya sebagai seorang WP Profesional, tidak terbayangkan rasa puas yang gw dapatkan, walau gw tidak seperti pria-pria lain yang mengklaim bisa berkali-kali melakukannya hingga sang wanita menggelepar pasrah (buat gw 1x keluar ya sudah), tapi gw bisa melihat senyum yang indah dari Vera setelah kami menyelesaikan permainan cinta kami,
gw dekap tubuh Vera dan gw kecup keningnya, kemudian gw beranjak mengambil sebotol pulpy orange dan menyodorkannya pada Vera, untuk melepaskan rasa haus dan mengganti cairan peluhnya, dengan tersenyum Vera meraih botol yang gw sodorkan dan meminumnya hingga habis, dan kemudian merebahkan kembali tubuhnya yang polos di atas ranjang, perlahan gw masuk ke dalam selimut, menyelimuti tubuh Vera dengan selimut hotel dan memastikan tubuhnya terselimuti dengan benar.
Gw dekap tubuhnya dan kemudian gw terlelap setelah mengucapkan selamat tidur dan mimpilah yang indah pada Vera. Tak terasa pagi telah menjelang, dan tiba waktu bagi gw untuk segera bersiap-siap pergi bekerja, gw cari Vera di kamar, tapi tidak gw temukan, hanya ada secarik kertas diatas bantal Vera, setelah selesai mandi dan berpakaian rapih, gw ambil kertas tersebut dan membacanya, “Thank’s Koh”, hanya itu yang tertulis, kemudian gw ambil handphone gw dan mulai mengetik pesan di WA kepada sahabat gw, “Trims buat penghangat kasur yang loe kirim Bro, highly recommended buat RO”, kemudian gw sentuh icon kirim dan gw beranjak pergi meninggalkan kamar.
Post a Comment